Kamis, 24 April 2014

Mengenal jenis-jenis cabe budidaya


Mengenal jenis-jenis cabe budidaya
Banyak pertanyaan yang dilayangkan ke redaksi alamtani seputar masalah cabe. Beberapa diantaranya ada yang masih kebingungan mengenai jenis-jenis cabe. Misalnya, mengenai perbedaan cabe merah, cabe hijau dan cabe keriting.
Bagi para pemain cabe mungkin ini bukan masalah, namun bagi para pemula bisa membingungkan. Pengetahuan mengenai jenis-jenis cabe ini sangat diperlukan untuk membuat perencanaan usaha tani. Tujuannya agar kita bisa menentukan modal yang dibutuhkan, teknik budidaya dan pasar yang dibidik.
Dalam artikel kali ini redaksi alamtani mencoba menguraikan jenis-jenis cabe tersebut. Lebih khususnya lagi mengenai jenis cabe yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.
Cabe termasuk dalam golongan tanaman terung-terungan yaitu Solanaceae. Nama spesies tanaman cabe adalah Capsicum sp. Jenis  dan varietas tanaman cabe sangat banyak. Namun dari jumlah tersebut hanya beberapa jenis saja yang dibudidayakan meluas.
Di Indonesia setidaknya dikenal tiga macam cabe yang paling banyak dibudidayakan,  yakni cabe besar, cabe rawit dan cabe hibrida. Disamping itu terdapat beberapa jenis cabe hias yang tidak untuk dikonsumsi seperti jenis-jenis cabe hias.

Jenis cabe besar

Cabe besar (Capsium annum L) merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia. Secara umum terdapat tiga golongan cabe besar, yaitu cabe merah besar, cabe merah keriting dan cabe hijau. Varietasnya lumayan banyak beberapa yang populer diantaranya sebagai berikut:
  • Cabe merah besar. Bentuknya lonjong panjang dengan ujung melancip. Kulitnya mulus dan agak tebal seperti mempunyai lapisan lilin.
  • Cabe merah keriting. Bentuknya panjang dengan diameter yang kecil, ujungnya lancip cenderung runcing. Kulit buahnya tidak mulus melainkan bergelombang atau keriting. Kulit buahnya relatif tipis.
  • Cabe hijau. Jenis cabe hijau sebenarnya adalah cabe merah besar atau cabe merah keriting yang dipanen saat masih hijau. Alasan pemanenan dini ini biasanya untuk mendapat hasl yang lebih cepat atau dibeberapa lokasi memang sulit untuk dipanen merah. Untuk daerah-daerah yang memiliki curah hujan dan kelembaban tinggi relatif lebih sulit untuk memanen cabe hingga berwarna merah sempurna. Cabe hijau tidak sepedas cabe merah dan harganya pun lebih murah.
Tanaman cabe ini cukup sensitif terhadap cuaca, hama dan penyakit. Menanam jenis cabe ini memerlukan keterampilan dan pengalaman khusus, terutama untuk partai besar. Modal untuk budidayanya relatif besar. Mungkin karena resiko menanam cabe cukup tinggi, sehingga pada saat-saat bisa saja terjadi kekurangan pasokan. Hal ini yang membuat harga komoditas ini bisa melesat sangat tinggi dan menggemparkan perekonomian.

Jenis cabe rawit

Cabe rawit (Capsium frutescens) memiliki ukuran yang mini, panjangnya sekitar 2-4 cm. Rasa jenis cabe ini relatif lebih pedas dari cabe besar, meski ada beberapa varietas yang kurang pedas. Warna cabe rawit sangat beragam, mulai dari hijau, merah, kuning hingga oranye.
Jenis cabe ini bisa berbuah sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Tanamannya cukup tahan terhadap segala cuaca dan dapat tumbuh di dataran tinggi maupun rendah. Kebanyakan jenis cabe rawit yang ditanam di Indonesia merupakan varietas lokal. Benihnya diproduksi sendiri oleh para petani dari hasil panen sebelumnya.

Jenis cabe hibrida

Cabe hibrida sebenarnya termasuk dalam golongan cabe besar. Hanya saja sudah mengalami persilangan dan seleksi dengan berbagai teknik pemuliaan modern. Kebanyakan cabe hibrida lebih manja dibanding varietas biasa. Beberapa diantaranya kurang tahan ditanam di lahan terbuka seperti jenis cabe paprika.
Cabe hibrida ini mempunyai keunggulan dalam hal produktivitas, bentuk dan ketahanan terhadap penyakit tertentu. Beberapa jenis cabe hibrida yang populer adalah:
  • Cabe merah: Hot beauty, Emerald, Horison, Imperial, Biola, Inko hot.
  • Cabe keriting: Lembang-1, Tanjung-1, Tanjung-2, Kunthi, Papirus.
  • Cabe rawit: Discovery, Bara, Taruna, Dewata, Juwita.
  • Paprika: Hairloom, Edison, Suniya.
Demikian sekelumit mengenai jenis-jenis cabe yang banyak ditemui dan dibudidayakan. Semoga bermanfaat.

http://www.alamtani.com/jenis-cabe.html

Hama dan penyakit tanaman cabe



Hama dan penyakit tanaman cabe
Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.
Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.
Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.

Hama tanaman cabe

Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.

a. Hama ulat

Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang masih hijau maupun merah.
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.
  • Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa.
  • Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.

b. Hama tungau

Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.
  • Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.
  • Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.

c. Hama kutu daun

Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
  • Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan perkembangan kutu daun.
  • Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.

d. Hama lalat buah

Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang.
  • Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.
  • Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan masukkan pada botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.

e. Hama trips (Thrips)

Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
  • Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.
  • Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.

Penyakit tanaman cabe

Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:

a. Bercak daun

Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.

b. Patek atau antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.

c. Busuk

Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.

d. Layu

Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.

e. Bule atau virus kuning

Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

f. Keriting daun atau mosaik

Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.
http://www.alamtani.com/tanaman-cabe.html

Rabu, 27 Maret 2013

Bunga Raflesia mekar sempurna



penemuan bunga raflesia merah putih
Berhasil menemukan bunga raflesia mekarsempurna di Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang-BukitBaling, Kabupaten Kampar, Riau. Pada bulan Februari 2013 yang lalu, Tim Tiger Patrol Unit (TPU), kerjasama WWF-Indonesia dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Penemuan ini merupakan pencatatan baru (new record) di SM Bukit Rimbang Baling. Para ahli harimau mengklasifikasikan hutan SM Bukit Rimbang-Bukit Baling sebagai kawasan prioritas jangka panjang konservasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Pada tahun 2012, pada lokasi yang sama, perangkap kamera yang dipasang oleh tim monitoring WWF-Indonesia merekam lima dari tujuh spesies kucing hutan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya, kawasan tersebut terancam oleh aktifitas perambahan dan pembalakan liar. Penemuan ini, membuktikan bahwa kondisi keanekaragaman hayati di SM Bukit Rimbang-Bukit Baling masih dalam kondisi baik, namun dibeberapa lokasi masih diperlukan improvisasi manajemen kawasan yang lebih baik.

bunga faflesia merah putih
Bunga raflesia mekar sempurna tersebut adalah Raflesia Merah Putih dilindungi secara hukum berdasarkan PP No. 7 tahun 1999, dan berstatus genting (endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Tim TPU menemukan lima bunga raflesia, yang mana salah satunya dalam kondisi mekar sempurna, dengan ukuran diameter sekitar 50 cm di lokasi 448 m dpl. Bunga ini sangat jarang ditemukan dalam kondisi mekar sempurna. Bunga raflesia ini diketahui sebagai jenis Raflesia Merah Putih (Rafflesia hasseltii) atau dikenal dengan nama lokal ‘Cendawan Muka Rimau’. Pada saat mekar, diameter bunga bisa mencapai 30-50 cm, cuping (perigone) 11-13 cm, dan lebar 15-17 cm. Warnanya merah kecoklatan dengan lempeng warna putih yang relatif besar dan tidak beraturan. Karena warna inilah, bunga ini mendapatkan julukan ‘raflesia merah putih’. Raflesia ini merupakan tumbuhan parasit dengan inang (genus) Tetrastigma leucostaphyllum. Wilayah penyebarannya meliputi Selat Peninsula Malaysia, Sarawak, dan Sumatera. Di Sumatera sendiri, wilayah penyebarannya sangat terbatas, meliputi Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sanglap, Riau, Jambi dan Taman Nasional Kerinci Seblat. semoga ini menjadi indikasi bahwa tumbuhnya bunga raflesia mekar dengan sempurna adalah indikator baik bagi lingkungan hidup
Sumber: wwf Indonesia

Rabu, 13 Maret 2013

Aneka Warna Bunga Tanaman Mawar

aneka warna bunga tanaman mawarAneka warna bunga tanaman mawar yang selama ini kita kenal hanya berwarna merah dan putih, tetapi ternyata kecanggihan teknologi telah dapat diterapkan untuk membuat bunga mawar sehingga memiliki aneka macam warna, sebut saja semisal warna kuning, putih kekuning kuningan, merah muda, merah jambon, dll, Tanaman yang memiliki nama latin atau nama ilmiah Rosa Sp dan tanaman ini juga memiliki aneka kualitas
Aneka warna bunga tanaman mawar ini dalam perawatan tidak ada perbedaan yang spesifik, tetapi dalam proses pembibitan sedikit memerlukan perbedaan perlakuan, tetapi secara umum hampir sama, yang palin diperlukan dalam menjaga agar tanaman mawar tetap dapat berbunga dengan baik adalah
    1. Pencahayaan yang secukupnya
    2. Pengairan yang cukup dan rutin
    3. Pemberian nutrisi yang cukup 
    4. Media tanam yang memenuhi syarat, yang terutama adalah paraus atau air siraman dapat mengalir dengan baik
    Aneka warna bunga tanaman mawar dapat menjadi salah satu koleksi tanaman di rumah kita

    Puring Teri

    puring teri codiaeum variegatum bi
    Puring teri adalah tanaman hias keluarga puring yang memiliki nama ilmiah Codiaeum variegatum Bi ini sebenarnya memiliki banyak varian atau jenis, sebut saja seperti puring terang bulan, croton, kura kura, puring lele dan lain lain, bahkan kalau menyebut jumlah puring tidak terhitung hanya dengan jari tangan dan jari kaki
    Tanaman puring adalah termasuk salah satu tanaman yang tidak bisa hidup dengan tanpa sinar matahari, termasuk juga dengan puring teri ini, hal ini cukup beralasan karena tanaman puring yang memiliki bentuk daun cendrung tebal, dan memiliki variasi warna sangat memerlukan pencahayaan yang cukup, bahkan tanaman ini bisa hidup dengan baik walaupun terkena sinar matahari secara terus menerus sepanjang hari termasuk puring teri

    Rabu, 27 Februari 2013

    Sirih Putih | Tanaman Hias Gantung

    Sirih Putih

    Sirih putih | Tanaman hias gantung yang digunakan untuk penghias beranda rumah, Teras, Gazebo, dan lain lain, untuk perkantoran dapat juga digunakan sebagai tanaman hias untuk dekorasi tata ruangan dengan setting digunakan sebagai tanaman menjuntai, sehingga berkesan liar tatapi indah dipandang, serta dapat mendatangkan kesejukan
    Warna putih pada daun sirih putih ini sebenarnya alami, seperti layaknya warna varigatha pada beberapa jenis tanaman, bukan karena kelainan, bekaitan dengan dominasi warna putih dan hijau sebenarnya dapat berubah rubah tergantung dari pencahayaan, semakin banyak terkena sinar matahari maka yang dominan adalah warna putih, dan semakin kuat warna hijaunya apabila ditanam di tempat yang kurang cahaya sinar mataharinya
    Mengenai Nama tanaman sirih putih ini sebenarnya adalah penamaan saja, tidak ada literatur tanaman ini berkaitan dengan tanaman jenis sirih sirihan, hanya kerena mirip dengan sirih makanya disebutnya sirih putih, sebenarnya masih ada variasi warna dari keluarga tanaman ini, ada yang menyebut sirih belanda, ada yang berwarna seret kuning disebut sirih gading, dan ada yang silver tetapi tebal disebut sirih badak, tetapi semua varian tersebut cocok untuk tanaman border di taman, dan begitu juga material tanaman sirih putih tanaman hias gantung

    Jumat, 22 Februari 2013

    Arts crafts of clay

    Potery

    Arts crafts from pottery clay or pottery called has long been recognized because they relate to the nation's cultural history of the world, originated from the artificial high value Ceramic Chinese nation that goes to the archipelago in the kingdom in Indonesia
    Hand crafted pottery or earthenware clay-based is produced traditionally from generation to generation
    selling handicrafts of clay that is so foreign to have acted by producers pot.
    1. This exciting overseas markets come through orders from exporters handicraft goods, 
    2. Or there are also foreigners who come directly from the country to make purchases directly to the manufacture of earthenware pots, 
    3. There are also foreigners who trade in Kemang  Jakarta area who shop there or ordered goods for sale to foreigners as well

    The shape and design of handcrafted art of clay

    There are variations in the shape of clay craft, this is very understandable because they can be molded clay according to the desired shape, and the formation process performed by experienced experts and have the soul of art. While the design is the process handicrafts end after the beginning of the raw material has been transformed into semi-finished materials, the next process is finishing, finishing is done by playing a variety of colors, the process of finishing arts crafts of clay made to order consumer