Kamis, 03 Januari 2013

Mimusops Elenge L Pohon Tanjung

Tanaman tanjung(Mimusops elengi L.)  tahani terhadap pencemaran debu semen dan kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen, tidak peka terhadap pencemaran udara walaupun kemampuan jerapannya terhadap timbal rendah, dapat menghasilkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk, bunganya dapat diambil dan dimanfaatkan masyarakat guna meningkatkan taraf gizi/ kesehatan dan penghasilan masyarakat dan mempunyai nilai estetika.  
Tanjung juga disebut sebagai tanaman serbaguna, kayunya dikenal awet, keras, kuat untuk konstruksi jembatan, perahu, kapal laut, lantai, rangka dan daun pintu. Bagian tanaman lainnya juga dimanfaatkan seperti akar, kulit, daun dan bunganya sebagai bahan obat-obatan. Tanaman tanjung (Mimusops elengi) digunakan oleh masyarakat untuk mengobati diare, asma, radang hidung dan radang tenggorokan. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman perindang, daunnya sangat rimbun dan rapat serta bunganya berbau harum 

 spesifikasi

  1. Divisio             : Spermatophyta
  2. Sub division     : Angiospermae
  3. Class               : Dicotyledoneae
  4. Ordo               : Ebenales
  5. Family             : Sapotaceae
  6. Genus             : Mimusops
  7. Species           : Mimusops elengi

Tempat Tumbuh mimusops elenge L pohon tanjung

Tanaman tanjung (Mimusops elengi) diperkirakan terdiri dari 40 marga dan 600 jenis. Terutama sekali merupakan pohon tropika, umumnya di Asia dan Amerika Serikat Tumbuhan ini diduga berasal dari India kemudian menyebar ke Burma (Myanmar), Srilangka dan daerah tropika lainnya . Tanjung (Mimusops eiengi) berukuran sedang dan dapat juga kecil. Biji-bijinya bila berkecambah dapat dipergunakan untuk perkembangbiakkannya dari cangkokan. Dapat tumbuh pada tanah berpasir, di dataran rendah yang terbuka. tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 800 meter di atas permukaan laut  
dapat tumbuh baik di wilayah beriklim tropika dan subtropika 

Tanah

Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang (Amerika dan Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari satu persen, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (Mollisol) di daerah beriklim sedang (Siringoringo 2000).
Tanah mempunyai peranan yang penting bagi proses pertumbuhan bagi tanaman khususnya tanaman tanjung, dimana apabila kondisi tanah kurang baik atau kurang subur karena hara yang dimiliki atau yang dikandung sangat sedikit maka pertumbuhan juga akan terhambat.

Pemanfaatan mimusops elenge L pohon tanjung

  1. sebagai pohon pelindung yang terdapat pada jalan–jalan protokol.  
  2. buah tanjung banyak dimakan oleh burung sehingga penyebaran bibitnya mudah menyebar  
  3. tanaman ini convergen (penyatuan dua jalan).  
  4. memiliki fungsi pereduksi polutan, pengarah dan Landmark dari kategori tanaman toleran sampai sedang . 
  5. Disisi lain keistimewaan dari tanaman ini adalah bentuk tajuknya yang indah, perpaduan bentuk dan warna daunnya yang hijau mengkilat dan buahnya yang masak berwarna merah atau merah jingga sehingga jenis tanaman ini sangat bagus untuk komponen taman sekaligus untuk tanaman peneduh.
  6. Peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon monoksida dan karbon dioksida serta menghasilkan oksigen,
  7. Penyerap dan Penapis Bau
    Tanaman dapat digunakan untuk mengurangi bau. Tanaman dapat menyerap bau secara langsung atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau. Akan lebih baik lagi hasilnya, jika tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum.  
Pohon tanjung termasuk jenis tanaman pohon yang bergetah, ketinggiannya dapat mencapai 15 m, daun tunggal bertangkai. Duduk daun tersebar, bertepi rata, bertulang menyirip. Helaian daun berbentuk bulat memanjang atau bulat telur memanjanag, panjang 9-16 cm. Daun-daun yang muda berwarna coklat, bila sudah tua hijau. Tanjung dapat hidup dengan baik ditempat-tempat yang terbuka dan kena sinar matahari langsung, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1000 m diatas permukaan laut. Untuk mendapatkan tanaman yang sehat, media tanam atau lahan yang akan ditanami harus subur, gembur dan drainase diatur dengan baik.

Kemampuan Tanaman Dalam Penyerapan Pencemaran Udara (khususnya Pb)

Ada beberapa tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kemampuan sebagai media penyerap polutan atau mengurangi pencemaran udara yang dihasilkan oleh industri dan alat transportasi. Di bawah ini akan dicantumkan dalam tabel tanaman-tanaman yang mampu menyerap polutan, khususnya Pb.
Tanaman yang Meyerap Pb
NO
NAMA
LATIN
SERAPAN PER M2
1
Damar
Agatis alba
54,90 mg
2
Mahoni
Swietenia Mahagoni
41,80
3
Jamuju
Podocarpus inmbricatus
45,52
4.
Pala
MiristycaFragrans
49,25
5.
Asem Londo
Pitecilobium Dulce
57,24
6
Johar
Casia Ciamea
50,50
7
Keben
Barintonia Asiatica
33,31
8
Tanjung
Mimusop Elenge
35,94
  

Mekanisme Penjerapan Pb Oleh Tanaman Tanjung

Tumbuhan mempunyai kemampuan menjerap dan mengakumulasi zat pencemar. Tumbuhan melalui daunnya dapat menangkap partikel timbal yang diemisikan kandaraan bermotor (Djuangsih dalam Siringoringo 2000). Menurut Koeppe dan Miller  dalam Siringoringo, kemampuan tanaman dalam menjerap timbal sangat dipengaruhi keadaan permukaan daun tanaman. Daun yang mempunyai bulu (pubescent) atau daun yang permukaannya kesat (berkerut) mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam menjerap timbal, daripada daun yang mempunyai permukaan lebih licin dan rata. Hal yang sama juga dinyatakan oleh  Strakman dalam Siringoringo (1969) bahwa kemampuan daun tanaman menjerap suatu polutan dipengaruhi oleh karakteristik  morfologi daun, seperti ukuran dan bentuk daun, adanya rambut pada permukaan daun dan juga tekstur daun.
Bukti/ efek dari penyerapan polutan oleh paparan CO, NOx, SOx dan timbal pada tanaman tanjung adalah mudah dijumpai pada daun. Contoh efek akut adalah klorosis dan nekrosis pada permukaan daun yang dapat menyebabkan jaringan daun menjadi rusak dan mati sehingga disimpulkan bahwa pemaparan emisi kendaraan memberikan efek negatif. Ditandai dengan jumlah daun yang rusak pada tanaman yang diberi pemaparan polutan lebih banyak daripada daun control (Hendrasarie 2007). 

Anomali Tanaman Tanjung

Sekalipun tanaman ini merupakan tanaman yang serbaguna, ada penemuan lapangan, ternyata jenis ini mudah sekali merontokan daunnya, sehingga kurang baik bila di tempatkan dipinggir jalan, akan mengotori badan jalan. Selain itu disebutkan bahwa kayu tanaman ini relatif kuat, namun pada beberapa individu yang ditemukan, mudah pula retak. Hal ini sangat dikhawatirkan bila tamanan ini ditempatkan sebagai wind break akan mudah roboh dan mengenai para pengguna jalan.
Dilihat dari kandungan bahan kering yang cukup tinggi, perlu dipertimbangan lebih lanjut, karena dikhawatirkan keberadaan serasah tanaman mimosups elenge pohon tanjung ini dapat dengan mudah menyulut timbulnya api.
source: http://aryaarismaya.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar